Kain Tenun Lurik, Simbol Kesederhanaan Masyarakat Yogyakarta
10 Produk Terbaik | Harga |
---|---|
Kain Endek Klungkung | Rp. 250.000 |
Kain Bali Bawahan Kebaya | Rp. 250.000 |
Kain Tenun Klungkung Bali | Rp. 250.000 |
Kain Tenun Bali Tradisional | Rp. 250.000 |
Kain Tenun Bali Asli | Rp. 250.000 |
Kain Tenun Khas Bali | Rp. 250.000 |
Kain Tenun Endek Bali | Rp. 250.000 |
Kamen Endek Klungkung | Rp. 250.000 |
Tenun Endek Klungkung | Rp. 250.000 |
Endek Polos Warna Kuning | Rp. 225.000 |
Jogja atau juga dikenal dengan nama Yogyakarta merupakan sebuah daerah yang mendapatkan julukan sebagai “kota budaya” di Indonesia.
Julukan ini sangat tepat untuk diberikan mengingat kota ini masih sangat menjunjung tinggi kelestarian dari warisan budayanya, sebagai salah satu yang bisa kita lihat ialah warisan Kain Tenun Luriknya.
Kain Tenun Lurik ini merupakan kain tenun yang cukup melegenda dan sangat terkenal di Nusantara karena memiliki tampilan yang sederhana dan mempesona dengan berbagai pilihan warna.
Barangkali anda belum begitu mengenal tentang Kain Tenun Lurik Yogyakarta ini, yuk langsung saja simak selengkapnya di bawah ini
Sejarah Kain Tenun Lurik

Untuk sejarahnya sendiri, Keberadaan dari Kain Tenun Lurik ini sangat berkaitan dengan jejak sejarah dari Kerajaan di Indonesia.
Hal ini terbukti ditemukannya beberapa Prasasti dari bekas peninggalan Zaman Kerajaan Mataram (Sekitar tahun 851 – 882 masehi). Serta ditemukannya wujud pemakaian Kain Lurik pada arca-arca dan relief candi di sekitar Pulau Jawa.
Asal – usul dari penamaannya, Nama “Lurik” ini berasal dari bahasa Jawa yang berarti “Garis” dimana itu terlihat pada pola-pola garis lurus dan sederhana di hampir seluruh tampilan kain.
Pola garis-garis ini mencerminkan kehidupan yang sederhana yang dianut oleh masyarakat setempat.
Seiring waktu, Kain ini pun mulai dikenal sebagai simbol identitas sosial dari para kaum “Kawulo Alit” atau kalangan masyarakat biasa (bukan golongan bangsawan) pada saat itu.
Ciri Khas Kain Lurik

Sebagaimana yang disebutkan di atas, Kain Lurik merupakan kain tenun yang memiliki tampilan yang cukup sederhana yaitu pola garis-garis yang membentang pada hampir keseluruhan bagian kain.
Untuk pilihan warnanya juga sangat beragam diantaranya: warna hitam, coklat, merah, kuning, biru, hijau, dan masih banyak lagi.
Kain tenun ini terbilang sangat unik daripada yang jenis tenun lainnya karena tampilan corak motif yang mudah simple dan berwarna sehingga menjadi sangat diminati oleh banyak kalangan masyarakat saat ini.
Proses Pembuatan

Untuk pembuatan selembar Kain Tenun Lurik, itu memerlukan beberapa tahapan sebagaimana mirip seperti: pembuatan kain Tenun Bali, diantaranya:
- Tahap Pertama: Pencelupan Warna
Tahap pertama diawali dengan proses pencelupan warna atau pewarnaan benang untuk dijadikan motif.
Benang-benang yang sudah ditentukan motifnya akan dicelupkan ke bahan pewarna lalu dibiarkan sampai kering sebelum pemintalan.
- Tahap Kedua: Pemintalan Benang
Tahap kedua dilanjutkan dengan proses pemintalan. Benang-benang yang sudah diwarnai dan kering tadi akan dipintal ke dalam dalam gulungan-gulungan kecil yang juga biasa disebut kelos atau palet.
- Tahap Ketiga: Penyusunan Motif
Pada tahap ketiga ini ialah penyusunan motif dimana benang-benang yang sudah dipintal akan ditata menjadi sebuah pola motif yang akan dibuat, proses disebut juga sebagai nyekir.
Proses ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi karena menata ribuan helai benang-benang sangatlah sulit dan rumit. Jika salah sedikit mungkin bentuk pola akan bisa gagal dibuat.
- Tahap Keempat: Pemindahan Motif dan Penenunan
Di tahap keempat akan dilanjutkan dengan proses “nyucuk” pemindahan motif ke alat tenun.
Proses ini dilakukan secara manual dengan memasukan benang-benang tadi secara secara helai per helai ke alat tenun bukan mesin (ATBM).
Setelah itu barulah, benang-benang tersebut siap untuk ditenun hingga menjadi lembaran Kain Lurik.
Oke, itulah beberapa informasi mengenai Kain Tenun Lurik Khas Yogyakarta. Semoga bermanfaat.